MERAWAT KEBERAGAMAN DI LAPAK BUKU

MERAWAT KEBERAGAMAN DI LAPAK BUKU

Berita Tak ada komentar pada MERAWAT KEBERAGAMAN DI LAPAK BUKU

Ketika gesekan yang mengatasnamakan suku dan agama semakin menguat akibat tendensi politik pasca Pilkada dan jelang Pilpres tahun depan. Sekumpulan anak muda di Pontianak justru memilih merayakan keberagaman di sebuah lapak buku yang digelar setiap hari Jumat sore di pelataran Tugu Digulis. 

AJI Pontianak – Lapak buku untuk baca gratis ini diadakan oleh Perpus Jalanan Pontianak, sebuah perkumpulan anak-anak muda di Pontianak yang sepakat bahwa imajinasi harus dipersenjatai dengan pengetahuan. Ditemui di pelataran Tugu Digulis tempat lapak digelar, Bintar Ramadhan, penginisiasi Perpus Jalanan Pontianak menjelaskan jika perkumpulan ini merupakan ruang kolektif yang mereka bangun untuk meningkatkan minat literasi di Pontianak dan sebagai wadah diskusi mengenai isu-isu lokal yang mereka temui sehari-hari.

”Perpus Jalanan Pontianak sendiri baru mulai jalan sejak awal tahun 2018. Niatan ini sebenarnya sudah lama ada, tapi baru bisa kita jalankan sekarang.” Ujarnya, Jumaat (14/8/2018).

Bintar dan teman-temannya menyediakan buku-buku progresif yang tidak mudah ditemukan di toko buku konvensional. Menurut Bintar ini sebagai upaya mereka untuk mengubah stigma terhadap buku kiri. Karena menurutnya banyak orang membangun tembok terhadap paham maupun gerakan kiri tanpa mengetahui secara jelas apa sebenarnya paham tersebut dan gerakan seperti apa yang diperjuangkan.

Buku-buku tersebut bisa dibaca langsung di lapak yang mereka sediakan atau dibawa pulang untuk dibaca di rumah. Tidak ada syarat khusus untuk meminjam buku di sana, Bintar hanya akan meminta kontak peminjam supaya bisa berkomunikasi. Dia menjelaskan jika buku bisa dikembalikan ketika sudah selesai dibaca, pinjam-meminjam buku tersebut hanya bermodal kepercayaan dan niat untuk berteman.

Ada yang menarik untuk diperhatikan dari kumpulan anak-anak muda ini. Mereka yang penuh semangat dan ramah menyambut pengunjung yang datang memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari suku, agama, hingga pendidikan.

Kalimantan Barat sebagai provinsi yang kaya akan keberagaman terangkum jelas di sana. Bintar mengatakan anak-anak Perpus Jalanan Pontianak memang berasal dari beragam latar belakang.

“Ada yang suku Melayu, Dayak, Batak, Tionghoa, Jawa, Bugis, Madura. Agama juga semuanya saling melengkapi. Kita benar-benar menyatu di sini.” Paparnya.

Semua perbedaan itu menurutnya membuat ruang kolektif yang mereka bangun semakin berwarna. Ketika gesekan di luar terjadi, mereka yang masih muda justru bisa berpikir jernih. Terbiasa berkumpul dan merayakan perbedaan membuat mereka tidak mudah terprovokasi ketika hasutan kebencian yang mengatasnamakan agama atau suku bertebaran di mana-mana.

“Beragam, bukan seragam. Menyatu dalam perbedaan justru sangat menyenangkan,” tambahnya.

Terbiasa berinteraksi dengan kawan-kawan dari berbagai suku atau agama membuat perspektif mereka luas. Menurut Bintar memiliki perspektif yang luas sangatlah penting, apalagi di lingkungan yang beragam. Perspektif yang sempit akan menimbulkan pikiran buruk terhadap orang lain. Ini yang menurutnya membuat banyak orang jadi mudah terprovokasi ketika isu agama atau suku dimunculkan.

“Kalimantan Barat ibaratkan laboratorium konflik. Berkali-kali konflik antaretnis terjadi, harusnya kita generasi muda bisa belajar dari sejarah. Jangan sampai hal yang sama terulang,” paparnya.

Ketika isu agama dan suku mulai digiring mereka memilih untuk menciptakan suasana yang kondusif. Berbekal banyak buku yang telah mereka baca, ditambah catatan sejarah kelam di Kalimantan Barat, Bintar mengaku dia  dan puluhan temannya memilih mencari akal masalah dengan diskusi. Suasana diskusi yang nyaman dan penuh keberagaman memang terasa nyata ketika melihat lapak baca mereka.

Di samping lapak baca mereka duduk melingkar, mendiskusikan apa yang sedang jadi kegelisahan mereka. Seperti yang diungkapkan Jaka, rekan Bintar. Sesi diskusi selalu menyenangkan karena masing-masing menyampaikan kegelisahannya. Tambah asik karena kadang ada yang membawa penganan untuk dinikmati bersama.

“Kalau bicara keberagaman, di sini tidak hanya suku atau agama yang beragam. Kita juga memiliki ide dan konsep pikiran yang beragam, perspektif yang bermacam-macam. The real definition of beragam bukan seragam, dan kita sangat terbuka dengan itu,” terangnya.

Jaka mengaku ada banyak teman-teman yang memiliki selera membaca berbeda, bahkan ideologi yang berbeda. Tapi semua itu tidak pernah jadi masalah.

“Semua diberi ruang, diberi kesempatan untuk bicara dan berpendapat,” tambahnya.

Jaka menceritakan jelang pilkada beberapa bulan yang lalu Kalimantan Barat sempat panas karena ada banyak pihak yang mengangkat isu suku, terutama suku Dayak dan Melayu. Di tengah perseteruan itu mereka justru semakin kompak karena teman-teman dari daerah yang notabene bersuku Dayak berbagi beras baru karena di kampung baru saja musim panen padi.

“Tidak perlu mengikuti workshop keberagaman untuk bisa memahami indahnya perbedaan. Kita hanya harus membuka mata lebar-lebar, bahwa dunia tidak hanya milik satu golongan,” ujarnya.

Di lapak baca ini Jaka mengaku belajar banyak tentang makna perbedaan, dia dapat menangkap indahnya keberagaman dan memiliki perspektif yang luas. Hal positif yang dirasanya perlu ditularkan pada anak-anak muda yang lain. Menurutnya keindahan Kalimantan Barat tidak hanya terletak pada alamnya, tapi juga keberagamannya. Di tengah lingkungan yang beragam harusnya masyarakat tidak lagi kaget dengan perbedaan. Makanya dia mengaku prihatin jika menemukan anak muda yang mudah terprovokasi dengan isu suku atau agama.

“Sebagai anak muda kita harus banyak berpikiran positif, perluas perspektif agar tidak mudah terpancing ujaran kebencian yang sengaja diciptakan agar kita jadi terpecah-pecah. Kalimantan Barat ini indah dengan keberagamannya. Kalau mulai terpancing, ingat-ingat lagi sejarah yang pernah tercatat. Jangan sampai kita mengulang sejarah,” pungkasnya. (Syahbandi – Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak)

 

Author

Leave a comment

Search

Back to Top